Bidang Akademik Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Kimia (KMPK) FMIPA UGM menyelenggarakan Web Seminar (WEBINAR) dengan tema “Tantangan Pengembangan Sains Bahan Maju dan Teknologi Nuklir Berbasis Kimia” melalui Zoom Meeting pada hari Sabtu, 12 September 2020 pukul 09.00-11.00 WIB dengan jumlah peserta 141 orang. Acara ini dipandu oleh Saudara Saifuddin Aziz selaku moderator dan dibersamai oleh kedua pembicara yaitu Ahadi Damar Prasetya, S.Si selaku pembicara pertama, merupakan peneliti ahli pertama di Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM-BATAN), Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Setu, Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan pembicara kedua, Ariyanti Saputri, S.Si. merupakan Pranata Nuklir Ahli Pertama, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN-BATAN).

“Webinar ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa baru program studi Magister Ilmu Kimia FMIPA UGM tahun 2020 terkait riset-riset di bidang pengembangan sains bahan maju serta teknologi nuklir berbasis kimia”, ungkap Dinar Indah Lufita Sari, S. Si selaku penanggung jawab kegiatan. Hal ini selaras dengan sambutan yang disampaikan oleh Ibu Indriana Kartini, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku pembina KMPK, bahwa aplikasi Rare Earth Material sangat erat kaitannya dengan teknologi nuklir, khususnya untuk mengatasi permasalahan limbah-limbah hasil teknologi nuklir. Webinar ini sangat cocok dengan satu konsep baru yang akan dibawa Departemen Kimia untuk menyongsong kemajuan-kemajuan di bidang yang baru, khususnya dalam teknologi nuklir. “Jika dilihat seperti bidang komposit atau sel surya, bahan bakar nuklir sebenarnya adalah bahan pendukung yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Contohnya material untuk baterai yang sekarang semakin hari semakin baik. Katoda baterai sudah bergeser dari golongan metal oxide menjadi polimer (Litium-polimer) yang dampaknya yaitu baterai bisa bertahan dengan kapasitas yang lebih lama. Harapan saya dengan webinar ini Indonesia menjadi lebih sadar supaya bangsa Indonesia bisa memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir mengingat bahwa Indonesia memiliki cadangan energi listrik yang rendah yang ditandai dengan seringnya pemadaman listrik bergilir di Indonesia”, ungkap Bapak Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku ketua program studi dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara webinar.

Pembicara Pertama, Ahadi Damar Prasetya, S.Si. membawakan materi mengenai Peran Kimia dalam Pengembangan Nuklir Berbasis Material Maju. Beliau menjelaskan tentang material maju dan hubungannya dengan nuklir dan kimia. Garis besar materi yang disampaikan meliputi: definisi-definisi, potensi material maju dan kedepannya, konsep berpikir (bagaimana hubungan antara kimia dengan material maju dengan nuklir sehingga dapt menghasilkan suatu riset), beberapa contoh riset, dan sharing pengalaman sebagai peneliti. Damar memaparkan bahwa potensi riset yang besar tidak lepas dari nanoscience atau nanotechnology. Sebenarnya banyak hal yang dapat di explore pada material dalam bentuk nano contohnya drug delivery yang bisa dikombinasikan dengan berbagai macam cara pengobatan atau diagnosa suatu penyakit. Fokus riset material maju sendiri masuk ke dalam rencana induk riset nasional dalam ristekdikti. Riset material maju dibagi menjadi 4 yaitu, teknologi pengolahan mineral strategis berbahan baku lokal, teknologi pengembangan material fungsional, teknologi eksplorasi potensi material maju, dan teknologi karakterisasi material dukungan industri. “Menjadi peneliti itu lebih dari sekedar penelitian dan publikasi, tapi juga tentang bagaimana cara bertawakal pada Allah”, ungkap Damar sekaligus mengakhiri pemaparan materi.

Pemateri kedua, Ariyanti Saputri, S.Si. menyampaikan materi meliputi: struktur BATAN, struktur PTBBN, siklus bahan nuklir, tahapan perkembangan teknologi bahan bakar nuklir, fasilitas litbang PTBBN, teknologi bahan bakar nuklir yang berhasil dihasilkan oleh BATAN, proses transfer bahan bakar dari RSG-GAS (Reaktor Serba Guna- GA Siwabessy) ke hotcell IRM, gambaran hotcell IRM PTBBN, burn-up bahan bakar nuklir dan tantangan dalam perkembangan riset PTBBN. Ariyanti menyampaikan bahwa Teknologi Bahan Bakar Nuklir yang telah berhasil dihasilkan oleh BATAN diantaranya, 1) Bahan bakar U3Si2/Al densitas 2,96 gU/cm3. Dalam 1 cm3 U3Si2/Al terdapat kandungan Uranium sebanyak 2.96 gram, dimana bahan bakar nuklir ini telah digunakan dalam reaktor GA Siwabessy sejak tahun 1997 hingga sekarang. 2) Peningkatan densitas yang lebih tinggi dari uranium silisida, yaitu sebesar 4,8 gU/cm3 yang saat ini dalam proses PIE (Post Irradiation Examination) di Hotcell Instalasi Radiometalurgi. 3) PTBBN BATAN juga telah mengembangkan batang kendali yang digunakan di reaktor nuklir GA Siwabessy dan reaktor nuklir TRIGA di bandung, serta produksi serbuk UO2 berderajat nuklir.

Setelah pemaparan materi dari kedua pembicara selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan bacaan Hamdalah oleh moderator.